Kopet Petteng (Foto: Dok. LPM Sinar)
WARTA SINAR – Rabu (24/05) telah dilaksanakan pementasan
monolog oleh UKM-F Teater Sabit di Gedung Student Center (GSC), Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Trunojoyo Madura.
Acara dimulai sekitar pukul 19.00 WIB hingga 00:30 WIB.
Pementasan monolog ini merupakan acara terakhir dari serangkaian kegiatan Dies
Natalis UKM-F Sabit yang ke-3. Sebelumnya, telah dilaksanakan Estafet Puisi dan
Seminar Nasional diisi oleh Afrizal Malna.
Pementasan monolog kali ini menampilkan dua naskah. Yakni
“Matahari Terakhir” karya Putu Wijaya yang diperankan oleh Fauzi Kopet dan
disutradari Hanggara Komix. Dan naskah “Perempuan Harum Kamboja” karya
Rodli TL yang diperagakan oleh Yuni JN dan disutradari Rendi TW.
Lebih detail, naskah “Matahari Terakhir” menceritakan seorang
lelaki paruh baya yang tengah mendekam di sel penjara, akibat dari tuduhan yang
menimpanya. Ia dituduh telah melakukan pembunuhan berantai pada seorang lelaki
dan perempuan. Lalu hakim memberikan hukuman mati dilaksanakan pada keesokan harinya. Maka hari itu menjadi hari terakhirnya untuk melihat matahari. Ia memberontak untuk meluapkan
kekesalannya pada tetinggi yang telah bersedia diberi uang suap.
Dan
alur cerita dalam naskah kedua berjudul “Perempuan harum kamboja”, yaitu
menceritakan tentang seorang wanita yang menjanda karena suaminya meninggal. Memiliki
seorang anak yang tak mau sekolah lantaran
selalu mendapatkan ejekan dari teman dan masyarakat di sekitarnya. Setelah suaminya meninggal,
wanita ini mengalami begitu banyak masalah. Ia mendapatkan caci maki dari
masyarakat, yang berkata
bahwa suaminya telah berselingkuh dengan istri temannya. Namun ia tidak
percaya.
Ia
justru menganggap bahwa suaminya meninggal
karena sebuah kebohongan. Pada malam itu ia berada di pemakaman tempat suaminya
dimakamkan. Ia menggali makam dari suaminya. Ia menginginkan suaminya untuk
jujur padanya dan bicara kepadanya, bahwa semua yang dituduhkan masyarakat tidak
benar.
Lalu
ia menggali makam, dan mengangkat jenazah suaminya. Tiba-tiba ia
mengambil sebuah celurit dan memenggal leher jenazah. Lalu ia mengatakan kepada
masyarakat, dialah yang membunuh suaminya dengan cara memenggal jenazah suaminya.
Selesai
pementasan monolog, diadakan diskusi bersama Afrizal Malna yang telah di undang
UKM-F Teater Sabit untuk memberikan penilaian secara langsung. (Lin/Ift)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar