Selamat Datang di Situs Lembaga Pers Mahasiswa Sinar FIP Universitas Trunojoyo Madura

Kamis, 25 Mei 2017

Begini, Puncak Dies Natalis UKM-F Teater Sabit




Kopet Petteng (Foto: Dok. LPM Sinar)


WARTA SINAR – Rabu (24/05) telah dilaksanakan pementasan monolog oleh UKM-F Teater Sabit di Gedung Student Center (GSC), Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Trunojoyo Madura.

Acara dimulai sekitar pukul 19.00 WIB hingga 00:30 WIB. Pementasan monolog ini merupakan acara terakhir dari serangkaian kegiatan Dies Natalis UKM-F Sabit yang ke-3. Sebelumnya, telah dilaksanakan Estafet Puisi dan Seminar Nasional diisi oleh Afrizal Malna.

Pementasan monolog kali ini menampilkan dua naskah. Yakni “Matahari Terakhir” karya Putu Wijaya yang diperankan oleh Fauzi Kopet dan disutradari Hanggara Komix. Dan naskah “Perempuan Harum Kamboja” karya Rodli TL yang diperagakan oleh Yuni JN dan disutradari Rendi TW.

Lebih detail, naskah “Matahari Terakhir” menceritakan seorang lelaki paruh baya yang tengah mendekam di sel penjara, akibat dari tuduhan yang menimpanya. Ia dituduh telah melakukan pembunuhan berantai pada seorang lelaki dan perempuan. Lalu hakim memberikan hukuman mati dilaksanakan pada keesokan harinya. Maka hari itu menjadi hari terakhirnya untuk melihat matahari. Ia memberontak untuk meluapkan kekesalannya pada tetinggi yang telah bersedia diberi uang suap.

Dan alur cerita dalam naskah kedua berjudul “Perempuan harum kamboja”, yaitu menceritakan tentang seorang wanita yang menjanda karena suaminya meninggal. Memiliki seorang anak yang tak mau sekolah lantaran selalu mendapatkan ejekan dari teman dan masyarakat di sekitarnya. Setelah suaminya meninggal, wanita ini mengalami begitu banyak masalah. Ia mendapatkan caci maki dari masyarakat, yang berkata bahwa suaminya telah berselingkuh dengan istri temannya. Namun ia tidak percaya.

Ia justru menganggap bahwa suaminya meninggal karena sebuah kebohongan. Pada malam itu ia berada di pemakaman tempat suaminya dimakamkan. Ia menggali makam dari suaminya. Ia menginginkan suaminya untuk jujur padanya dan bicara kepadanya, bahwa semua yang dituduhkan masyarakat tidak benar.

Lalu ia menggali makam, dan mengangkat jenazah suaminya. Tiba-tiba ia mengambil sebuah celurit dan memenggal leher jenazah. Lalu ia mengatakan kepada masyarakat, dialah yang membunuh suaminya dengan cara memenggal jenazah suaminya.

Selesai pementasan monolog, diadakan diskusi bersama Afrizal Malna yang telah di undang UKM-F Teater Sabit untuk memberikan penilaian secara langsung. (Lin/Ift)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alamat Kami

Jln. Raya Telang - Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura

Follow Us

Designed lpmsinar Published lpmsinar_fkipUtm