Selamat Datang di Situs Lembaga Pers Mahasiswa Sinar FIP Universitas Trunojoyo Madura

Rabu, 22 April 2020

CORONA VIRUS, SEMAKIN SERIUS!


           Wabah COVID-19 atau yang sering juga kita dengar dengan Virus Corona tengah berlangsung di berbagai negara di dunia. Sebenarnya apa itu COVID-19? Menurut WHO ( World Health Orgnaization), COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Corona Virus yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui sebelum wabah dimulai di Wuhan, China pada bulan Desember 2019. Pada manusia Virus Corona diketahui dapat menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).  Penyakit ini dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut yang menyebar ketika seseorang dengan COVID-19 batuk atau bersin. Tetesan ini mendarat pada benda dan permukaan di sekitar orang tersebut. Orang lain kemudian terpapar COVID-19 dengan menyentuh benda atau permukaan tadi, lalu tanpa sadar menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Orang-orang juga dapat terpapar COVID-19 jika mereka menghirup tetesan dari seseorang dengan COVID-19 yang batuk atau bersin. Inilah sebabnya mengapa penting menggunakan masker dan tetap jaga jarak lebih dari 1 meter ( 3 kaki) dari orang yang sakit.
            Sejalan dengan himbauan dari WHO, beberapa negara yang mengalami pandemi COVID-19, termasuk Indonesia mengeluarkan kebijakan sosial distancing dan karantina di rumah masing-masing. Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan sosial distancing pada pertengahan Maret 2020 untuk mengurangi penyebaran dari COVID-19. Berbagai kegiatan dilakukan dari rumah, seperti bekerja dari rumah (work from home) dan belajar dari rumah (learn from home). Oleh karena itu, berbagai Lembaga Pendidikan baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi mengubah metode pembelajaran, menjadi daring (dalam jaringan).
         Belajar dalam jaringan merupakan solusi paling efektif pada saat ini, karena dapat mendekatkan yang jauh sehingga kegiatan belajar tetap dapat berlangsung. Berbagai aplikasi mulai digunakan sebagai media komunikas dalam kegiatan belajar seperti Google Classroom, Edmodo, Zoom, Quipper hingga WhatsApp dan masih banyak lagi. Penggunaan platform belajar ini tidak serta merta dapat menunjang sepenuhnya kegiatan pembelajaran, banyak hambatan yang dirasakan oleh peserta didik selama pembelajaran daring terutama bagi mahasiswa. Tidak semua materi bisa disampaikan atau digantikan dengan teknologi, terdapat beberapa mata kuliah yang memang hanya dapat dipelajari oleh adanya kegiatan praktik di lapangan, dan tidak bisa ditukar oleh teknologi apapun. Kegiatan praktikum merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa, terkhususkan bagi fakultas-fakultas sains dan teknologi.  Misalnya dalam kegiatan praktikum mengamati kandungan tanah yang biasanya dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian membutuhkan perlakuan-perlakuan tertentu dan melakukan hal-hal semacam penelitian di laboratorium serta wawancara lapangan yang pada dasarnya hanya dapat dilakukan di lapangan atau luar jaringan.
            Salah satu yang menjadi kendala lainnya pada pembelajaran dalam jaringan yaitu, kesulitan dalam mengakses internet, karena tidak semua peserta didik memiliki kecepatan akses internet yang sama.  Pada saat pembelajaran dengan menggunakan aplikasi online zoom misalnya, pembelajaran ini dilakukan secara tatap muka melalui panggilan video yang mengharuskan semua peserta didik hadir pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung. Akses internet yang sulit akan menghambat siswa dalam memperoleh materi yang sampaikan. Sehingga tujuan kegiatan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal. Ditambah lagi belajar dalam jaringan mengharuskan peserta didik memiliki kuota internet, hal tersebut menyebabkan penambah pengeluaran yang tidak sedikit.
            Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim juga mengeluarkan kebijakan karena pandemi COVID-19 ini bersama dengan Komisi X DPR RI, Syaiful Huda. Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2020 untuk tingkat SD, SMP dan SMA sederajat di seluruh Indonesia resmi dihapus. Kebijakan tersebut didasarkan atas penyebaran COVID-19 yang kian masif, UNBK pada tingkat SMA yang awalnya dijadwalkan 30 Maret ditiadakan. Begitu juga pada tingkat SMP yang dijadwalkan paling lambat pada akhir bulan April dengan tujuan utama yaitu melindungi siswa dari COVID-19. Dana yang dianggarkan untuk pelaksaan UNBK dialihkan untuk menangani pandemi yang tengah berlangsung di tanah air atau membantu online learning. Beberapa opsi menjadi pilihan sebagai pengganti UNBK dalam menentukan kelulusan siswa, adapun menggunakan hasil Ujian Sekolah Berbasis Nasional atau nilai kumulatif setiap semester selama 3 tahun dari peserta didik. Hal tersebut juga berdampak pada Penerimaan Peserta Didik Baru, perlu adanya nilai standar atau setara yang berlaku universal untuk menyeleksi murid baru sehingga semua peserta didik memiliki hak dan kesempatan yang sama.
            Pandemi COVID-19 ini tiap harinya terus mengalami peningkatan, protokol kesehatan dan edukasi mengenai  Virus Corona gencar disosialisasikan pada media massa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mempersempit penyebaran COVID-19. Kesadaran masyarakat akan kebersihan dan sosial distancing semakin ditingkatkan. Berkerja dan belajar dari rumah merupakan alternatif untuk saat ini. Sesuatu yang baru terkadang memang sukar diterima dan sulit diadaptasi, tetapi perubahan yang terjadi saat ini didasarkan atas keamanan setiap individu. Oleh sebab itu pentingnya untuk berada di rumah saja karena hal tersebut merupakan yang paling aman untuk  memutus rantai penyebaran dari COVID-19 dan tetap menjaga kesehatan serta ketahanan diri. Semoga pandemi ini segera berakhir dan segala sesuatu dapat berjalan normal seperti sebelum-sebelumya (sya).





Read more ...

Alamat Kami

Jln. Raya Telang - Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura

Follow Us

Designed lpmsinar Published lpmsinar_fkipUtm