Wabah
COVID-19 atau yang sering juga kita dengar dengan Virus Corona tengah berlangsung
di berbagai negara di dunia. Sebenarnya apa itu COVID-19? Menurut WHO ( World Health Orgnaization), COVID-19 adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh Corona
Virus yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak
diketahui sebelum wabah dimulai di Wuhan, China pada bulan Desember 2019. Pada manusia Virus Corona
diketahui dapat menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga
penyakit yang lebih parah seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Penyakit ini dapat menyebar dari
satu orang ke orang lain melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut yang
menyebar ketika seseorang dengan COVID-19 batuk atau bersin. Tetesan ini
mendarat pada benda dan permukaan di sekitar orang tersebut. Orang lain kemudian
terpapar COVID-19 dengan menyentuh benda atau permukaan tadi, lalu tanpa sadar
menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Orang-orang juga dapat terpapar COVID-19
jika mereka menghirup tetesan dari seseorang dengan COVID-19 yang batuk atau
bersin. Inilah sebabnya mengapa penting menggunakan masker dan tetap jaga jarak lebih dari 1 meter ( 3 kaki) dari orang yang sakit.
Sejalan
dengan himbauan dari WHO, beberapa negara
yang mengalami pandemi COVID-19, termasuk Indonesia mengeluarkan kebijakan sosial distancing dan karantina di rumah
masing-masing. Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan sosial distancing pada pertengahan
Maret 2020 untuk mengurangi penyebaran dari COVID-19. Berbagai kegiatan
dilakukan dari rumah, seperti bekerja dari rumah (work from home) dan belajar dari rumah (learn from home). Oleh karena itu, berbagai Lembaga Pendidikan baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi mengubah
metode pembelajaran, menjadi daring (dalam jaringan).
Belajar dalam jaringan merupakan solusi paling
efektif pada saat ini, karena dapat mendekatkan yang jauh sehingga kegiatan
belajar tetap dapat berlangsung. Berbagai aplikasi mulai digunakan sebagai
media komunikas dalam kegiatan belajar seperti Google Classroom, Edmodo,
Zoom, Quipper hingga WhatsApp dan
masih banyak lagi. Penggunaan platform
belajar ini tidak serta merta dapat menunjang sepenuhnya kegiatan pembelajaran,
banyak hambatan yang dirasakan oleh peserta didik selama pembelajaran daring
terutama bagi mahasiswa. Tidak semua materi bisa disampaikan atau digantikan
dengan teknologi, terdapat beberapa mata kuliah yang memang hanya dapat
dipelajari oleh adanya kegiatan praktik di lapangan, dan tidak bisa ditukar
oleh teknologi apapun. Kegiatan praktikum merupakan ibadah yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa, terkhususkan bagi fakultas-fakultas sains dan
teknologi. Misalnya dalam kegiatan
praktikum mengamati kandungan tanah yang biasanya dilakukan oleh mahasiswa
Fakultas Pertanian membutuhkan perlakuan-perlakuan tertentu dan melakukan
hal-hal semacam penelitian di laboratorium serta wawancara lapangan yang pada dasarnya hanya dapat dilakukan di lapangan atau luar jaringan.
Salah
satu yang menjadi kendala lainnya pada pembelajaran dalam jaringan yaitu, kesulitan
dalam mengakses internet, karena tidak semua peserta didik memiliki kecepatan
akses internet yang sama. Pada saat
pembelajaran dengan menggunakan aplikasi online
zoom misalnya, pembelajaran ini dilakukan
secara tatap muka melalui panggilan video yang mengharuskan semua peserta didik
hadir pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung. Akses internet yang sulit
akan menghambat siswa dalam memperoleh materi yang sampaikan. Sehingga tujuan
kegiatan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal. Ditambah lagi belajar
dalam jaringan mengharuskan peserta didik memiliki kuota internet, hal tersebut
menyebabkan penambah pengeluaran yang tidak sedikit.
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim juga mengeluarkan kebijakan karena
pandemi COVID-19 ini bersama dengan Komisi X DPR RI, Syaiful Huda. Ujian Nasional
Berbasis Komputer (UNBK) 2020 untuk tingkat SD, SMP dan SMA sederajat di
seluruh Indonesia resmi dihapus. Kebijakan tersebut didasarkan atas penyebaran COVID-19
yang kian masif, UNBK pada tingkat SMA yang awalnya dijadwalkan 30 Maret ditiadakan.
Begitu juga pada tingkat SMP yang dijadwalkan paling lambat pada akhir bulan
April dengan tujuan utama yaitu melindungi siswa dari COVID-19. Dana yang
dianggarkan untuk pelaksaan UNBK dialihkan untuk menangani pandemi yang tengah
berlangsung di tanah air atau membantu online
learning. Beberapa opsi menjadi pilihan sebagai pengganti UNBK dalam
menentukan kelulusan siswa, adapun menggunakan hasil Ujian Sekolah Berbasis Nasional
atau nilai kumulatif setiap semester selama 3 tahun dari peserta didik. Hal
tersebut juga berdampak pada Penerimaan Peserta Didik Baru, perlu adanya nilai
standar atau setara yang berlaku universal untuk menyeleksi murid baru sehingga
semua peserta didik memiliki hak dan kesempatan yang sama.
Pandemi COVID-19 ini tiap harinya
terus mengalami peningkatan, protokol kesehatan dan edukasi mengenai Virus Corona gencar disosialisasikan pada
media massa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mempersempit penyebaran COVID-19.
Kesadaran masyarakat akan kebersihan dan sosial
distancing semakin ditingkatkan. Berkerja dan belajar dari rumah merupakan
alternatif untuk saat ini. Sesuatu yang baru terkadang memang sukar diterima
dan sulit diadaptasi, tetapi perubahan yang terjadi saat ini didasarkan atas
keamanan setiap individu. Oleh sebab itu pentingnya untuk berada di rumah saja karena hal tersebut
merupakan yang paling aman untuk memutus
rantai penyebaran dari COVID-19
dan tetap menjaga kesehatan serta ketahanan diri. Semoga pandemi ini segera
berakhir dan segala sesuatu dapat berjalan normal seperti
sebelum-sebelumya (sya).