Selamat Datang di Situs Lembaga Pers Mahasiswa Sinar FIP Universitas Trunojoyo Madura

Selasa, 01 Juni 2021

76 Tahun Pancasila, Sudah Hafalkah Kalian?

 

Seperti yang kita ketahui bahwa Pancasila lahir sebelum kemerdekaan diperoleh Negara Indonesia. Tepatnya 1 juni 1945 pada sidang Dokuritsu Junbi Cosakai yang dalam bahasa Indonesia diartikan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang akrab kita sebut dengan BPUPKI. Jadi bisa dikatakan hingga saat ini Pancasila sudah berumur 76 tahun. Tetapi, meskipun begitu banyak yang masih tidak hafal Pancasila, atau kerap salah dalam pengucapannya, apalagi dalam mengamalkannya? Bisa dibayangkan sendiri seperti apa.

Jika ditanya seberapa penting kita menghafal Pancasila, jawabannya adalah sangat penting, dan harus dilakukann. Pada hakikatnya Pancasila itu bukan dihafalkan melainkan diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila adalah ideologi bangsa dan negara, "ideologi" dalam Kamus Bahasa Indonesia merupakan kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Pancasila sebagai ideologi artinya Pancasila dijadikan pedoman oleh masyarakat Indonesia dalam menjalankan kehidupannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas Pancasila menjadi landasan masyarakat dalam bersosialisasi, kehidupan beragama, hak asasi manusia, dan bekerja sama. Oleh sebab itu penting sekali untuk kita menghayati nilai-nilai pada setiap sila dalam Pancasila.

Berbicara mengenai hafal Pancasila, banyak peristiwa yang menjadi sorotan warganet ketika seorang publik figur tidak hafal Pancasila atau terdapat kesalahan dalam pengucapannya. Hal tersebut selalu menuai beragam komentar yang mayoritasnya bukan komentar yang sedap untuk dibaca. Seperti yang terjadi pada salah satu anggota dewan di Paser, Kalimantan Timur ketika melafalkan sila Pancasila terdapat kesalahan pengucapan di depan mahasiswa-mahasiswa yang sedang menyuarakan suara. Hal tersebut sontak mendapat sorakan dari mahasiswa bahkan ada juga  yang sampai menertawakannya. Peristiwa yang serupa juga terjadi oleh anggota DPRD Kotawaringin Barat, dimana ketika melafalkan Pancasila mengalami kesulitan saat sampai pada sila keempat. Kesalahan yang dilakukannya sontak membuat riuh para mahasiswa yang berdemo memadati halaman gedung DPRD Kobar. Peristiwa-peristiwa serupa sering kerap terjadi dan dilakukan pula oleh para dewan. Entah dikarenakan rasa nervous atau gugup ketika ditonton banyak orang, atau memang karena belum hafal sempurna disetiap sila dalam Pancasila.

Pada pertengahan tahun 2020 juga ramai menjadi perbincangan saat seorang finalis ajang Miss Indonesia perwakilan dari Sumatera Barat, Kalista Iskandar mengalami kesalahan dalam pengucapan sila Pancasila. Ketika mendapat pertanyaan dari  Bambang Soesatyo seseorang yang menjadi Ketua MPR mengenai lima  sila yang terkandung dalam Pancasila, Kalista tampak kebingungan dan kesulitan dalam menjawab. Khususnya sila keempat dan kelima yang terkandung dalam Pancasila. Para penonton yang hadir tampak riuh begitu Kalista Iskandar terlihat kurang mampu mengendalikan diri dalam menjawab hingga lupa sila dalam Pancasila. Tak sedikit warganet yang mengkritisi bahkan membanjiri komentar pada akun media sosial Kalista. Meskipun begitu beberapa influence memberikan dukungan dan membela Kalista, karena begitu banyak warganet yang merundungnya.

Berdasarkan peristiwa-peristiwa yang dibahas sebelumnya seharusnya menjadikan pengingat untuk diri kita pribadi, apakah sudah sempurna kita dalam menghafalkan Pancasila? Apakah kita sudah menghayati dan memahami arti dalam setiap silanya? Dan apakah kita sudah menerapkan dalam kehidupan sehari-hari? Hal tersebut perlu kita tanyakan pada diri kita secara dalam.

Disaat kita masih berada di bangku sekolah baik SD, SMP, hingga SMA setiap hari senin pasti kita melaksanakan upacara bendera. Dimana sesuai  tata urutan upacara bendera (Pasal 19 UU No. 9 Tahun 2010) setelah mengibarkan bendera merah putih dan mengheningkan cipta, pembina upacara membacakan naskah Pancasila dan diikuti oleh seluruh peserta upacara. Hal tersebut bertujuan agar seluruh peserta  yang mengikuti upacara dapat selalu mengingat dan mengamalkan arti Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan pembacaan naskah Pancasila dimaksudkan  selalu mengingatkan Bangsa Indonesia khususnya peserta didik tentang peraturan dasar-dasar negara indonesia yang semuanya telah tercantum dalam ke lima sila tersebut. Dengan begitu peserta didik lebih mudah mengingat setiap sila karena setiap hari senin selalu mendengar dan melafalkannya.

Terdapat sebuah penelitian Forrin dan McLeod dari Departemen Psikologi, Universitas Waterloo, ON, Kanada yang membandingkan efektivitas mengingat dari empat kelompok subjek penelitian yaitu pada kelompok pertama, merupakan sekumpulan orang yang membaca dalam hati. Pada kelompok kedua merupakan sekumpulan orang yang mendengarkan orang lain membacakan. Pada kelompok ketiga merupakan sekumpulan orang yang mendengarkan rekaman bacaan sendiri. Lalu pada kelompok keempat merupakan sekumpulan orang yang membaca sendiri dengan suara keras.

Ketika diteliti dengan jangka waktu dua minggu setelah penelitian pertama, dari keempat kelompok yang menunjukkan kemampuan mengingat dan kemampuan belajar paling tinggi adalah kelompok keempat. Subyek yang membaca sendiri dengan suara keras. Peneliti menyatakan bahwa kombinasi kerja mulut, pita suara, gendang telinga menghasilkan "tali" yang kuat untuk memasukkan infomasi ke dalam gudang memori. McLeod menyebutnya "words engagement" .

Hal tersebut sebenarnya memiliki kesamaan saat kita belajar mengaji, kebanyak dari kita membaca dengan keras setiap huruf hijaiyah. Dan sama halnya juga saat kita mendengarkan pembina upacara membaca naskah Pancasila kita mengikuti dan melafalkannya dengan keras. Maka terjadilah kombinasi kerja mulut, pita suara, gendang telinga seperti yang dijelaskan oleh Forrin dan McLeod dalam penelitiannya yang menghasilkan perantara yang kuat untuk memasukkan infomasi ke dalam memori.

Sejak adanya pandemi Covid 19 kegiatan sekolah beralih menjadi dalam jaringan, sehingga upacara benderapun tidak dapat diselenggarakan. Oleh sebab itu orang tua sangat berperan besar dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada putra-putrinya.

 

 Twinkle (LPM Sinar, 1 Juni 2021)

 

2 komentar:

Alamat Kami

Jln. Raya Telang - Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura

Follow Us

Designed lpmsinar Published lpmsinar_fkipUtm