Doc @LpmSinar22
Warta Sinar - Sabtu
(18/6)
UKM-F Teater Sabit sukses menyelenggarakan pagelaran seni bertajuk Eksotis yang ke-8. Pagelaran
yang bertempat di lapangan Maduraksa mengangkat
tema “Donor
Rasa” dengan menampilkan Tari “Remo Rek” karya Abing Santoso, Monolog “Tolong” karya Nano Riantiarno, dan Drama “Eksekusi”
karya Ilham Zoebazary. Tema Donor Rasa dipilih sebagai ungkapan
untuk saling berbagi rasa antara satu sama lain, rasa senang maupun sedih.
“Tema Donor Rasa dipilih sebagai harapan untuk
teman-teman Teater Sabit agar kedepannya bisa membagi perasaannya, baik itu
senang dan sedih. Jadi dirasakan bareng-bareng, dan lebih terbuka kedepannya,”
ungkap Indah Widiastantri (18/6) selaku ketua pelaksana.
Indah Widiastantri menambahkan, bahwa proses persiapan
acara Eksotis ini telah berlangsung sejak 3 bulan yang lalu. Meskipun sempat
terdapat beberapa kendala, tetapi acara Eksotis kali ini berjalan sesuai
rencana.
“Untuk pesiapan sendiri sudah dilakukan sebelum lebaran,
kurang lebih 3 bulan. Meskipun terdapat beberapa kendala seperti teman-teman
yang tidak bisa datang ke sini (Madura), izin orang tua yang sedikit sulit
karena kondisi Covid-19 tapi alhamdulillah mereka dapat izin dan dapat berkumpul
untuk melakukan proses (latihan) bersama-sama,” ujar mahasiswi jurusan PBSI
tersebut.
Sementara itu, M. Amin Ashar selaku Ketua Umum UKM-F
Teater Sabit mengungkapkan bahwa pementasan kali ini sarat akan kritik sosial
yang dikemas dalam sebuah pertunjukan dengan mengangkat berbagai isu-isu yang
belum terpecahkan, seperti problem dalam persidangan, dan kasus
kekerasan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
“Kali ini teman-teman Teater Sabit mengangkat isu-isu
yang belum terselesaikan sampai sekarang, seperti (masalah) persidangan dan kasus
tenaga kerja Indonesia yang belum terselesaikan sampai sekarang,” ujar
mahasiswa asal Gresik tersebut.
Selain itu, pagelaran Eksotis ke-8 kali ini menggunakan tiket
berbayar dengan harga presale Rp5.000 dan on the
spot Rp7.000. Ashar berharap, teman-teman kesenian yang lain agar tidak
takut mengeluarkan harga untuk sebuah pementasan.
“Walaupun ini pertama kali kita membuka ticketing
jadi agak nervous. Namun, pesan saya bagi teman-teman kesenian, agar nantinya jangan takut mengeluarkan harga untuk
sebuah kesenian yang bisa menjadi dedikasi untuk diri kita,” tutup Ashar. (Mq)