Selamat Datang di Situs Lembaga Pers Mahasiswa Sinar FIP Universitas Trunojoyo Madura

Sabtu, 31 Juli 2021

Dua Prodi FIP Wajibkan Mahasiswa Ikuti Program Asistensi Mengajar



Warta Sinar – Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) khususnya Program Studi  Pendidikan IPA (PIPA) dan Pendidikan Informatika (PIF) menyambut kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dengan menerapkan program asistensi mengajar. Kegiatan pembelajaran dalam bentuk asistensi mengajar dilakukan oleh mahasiswa Prodi Pendidikan IPA di tingkat SMP  sedangkan Prodi Pendidikan Infomatika ditingkat SMK/SMA/MA.

Mukhlis Tahir selaku koordinator asistensi mengajar Program Studi Pendidikan Informatika dalam wawancara via WhatsApp (31/7), mengungkapkan tujuan dilaksanakan asistensi mengajar adalah untuk dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam bidang pendidikan untuk memperdalam ilmunya dengan cara menjadi guru pendamping di satuan pendidikan yang tersebar di masyarakat.

"Tujuan dari program ini yaitu memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam bidang pendidikan untuk turut serta membelajarkan dan memperdalam ilmunya dengan cara menjadi guru/fasilitator/tutor/pelatih/pendamping program di satuan pendidikan yang tersebar di masyarakat. Selain itu juga mahasiswa dapat membantu meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan serta relevansi pendidikan dasar dan menengah dengan pendidikan tinggi sesuai perkembangan Ipteks." Ujarnya dalam wawancara bersama kami via WhatsApp (31/7).

Sementara itu, menurut Maria Sutarja, koordinator asistensi mengajar Prodi Pendidikan IPA mengatakan bahwa kegiatan ini diwajibkan untuk mahasiswa semester tujuh yang belum pernah mengikuti Kampus Mengajar dan tidak sedang mengikuti program magang penelitian MBKM.

“Program ini diwajibkan, untuk semester tujuh karena kami tidak membuka program PLP2. Mahasiswa tidak bisa mengikuti pertukaran mahasiswa, karena mereka sedang menempuh program asistensi mengajar (asmen), yang konversinya sebesar 20 SKS. Selain itu tidak memungkinkan untuk dilaksanakan bersamaan, SKS mahasiswa juga sudah mencukupi (bahkan lebih dari batas minimal jumlah SKS untuk lulus S1).” Ungkap Maria Sutarja dalam wawancara via WhatsApp (31/7).

Walaupun terkesan mendadak, banyak persiapan yang telah dilakukan oleh kedua program studi, mulai dari pengarahan dan sosialisasi kepada mahasiswa, serta pengajuan surat pengantar sekolah mitra tujuan.

“Adapun persiapan yang dilakukan oleh dosen yakni penyusunan kurikulum, memutuskan mata kuliah yang dikoversi sebanyak 20 SKS antara lain PLP 2, Mata Kuliah Kewirausahaan, dan KKN, penyusunan panduan, mekanisme pendaftaran, mekanisme perizinan sekolah dll. Program ini akan dilaksanakan kembali untuk tahun mendatang pada prodi Pendidika Informatika (PIF) sedangkan untuk Pendidikan IPA bergantung dengan kebijakan pimpinan universitas dan fakultas.” Ujar Maria Sutarja.

Kebijakan ini sempat mengalami kendala. Hal itu diungkapkan oleh Dani, mahasiswa PIF mengeluhkan adanya program ini, “Tentunya banyak sekali kendala mulai dari surat menyurat hingga deadline yang terus bergeser” Ujarnya dalam wawancara bersama kami via Whatsapp (31/7).

Lebih lanjut, mahasiswa semester tujuh itu juga menjelaskan bahwa pandemi menyebabkan masalah lain ketika program ini diluncurkan seperti pada saat perizinan harus dilakukan mandiri oleh mahasiswa. Akibat pandemi, banyak mahasiswa yang tidak bisa mengikuti KKN dan sisa mata kuliah.

Kendati memiliki kendala, program ini memiliki sisi positif di tengah pembelajaran daring seperti ini. Dengan adanya asistensi mengajar, mahasiswa dapat merasakan kembali pengalaman mengajar seperti pada saat sebelum pandemi.

“Sebenarnya kesulitannya bukan karena ini yang pertama kali, tetapi karena kita sedang dalam kondisi pandemi, sehingga terkait perizinan mahasiswa harus lebih mandiri. Terkesan sulit, tapi bisa dilalui. Manfaatnya pun kembali ke diri mahasiswa masing-masing. Ada banyak hal yang tidak didapatkan di kelas perkuliahan, akan didapatkan oleh mahasiswa, ketika menjalani asistensi mengajar ini. Bukankah itu yang paling penting untuk terjun sebagai masyarakat, umumnya, dan sebagai guru, khususnya” Imbuh Maria Sutarja.

Lucky salah satu mahasiswa Program Studi  Pendidikan IPA menyambut baik program asistensi mengajar ini. Menurutnya program ini bagus untuk mengasah kemampuan serta menambah relasi mahasiswa dengan sekolah sekitar. Lucky juga berharap pihak mahasiswa serius dalam melaksanakan Program asistensi mengajar ini, dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) juga tidak lepas tangan.

“Program ini bagus untuk diterapkan. Untuk mengasah mental dan kemampuan mahasiswa dilapangan. Meskipun dalam kondisi daring program ini juga bisa menambah relasi mahasiswa dengan sekolah sekitar tempat tinggalnya untuk jangka panjang. Dan kalau menurut saya tidak masalah jika tidak ada pemberian dana atau uang saku. Program-program yang tidak menggunakan uang juga banyak seperti pelatihan. Harapannya sih dari pihak mahasiswa serius dalam melaksanakannya, dan DPL juga tidak lepas tangan.” Tambahnya dalam wawancara bersama kami via WhatsApp (31/7).(Mrs/Li)

 

 

 

 


Read more ...

Senin, 26 Juli 2021

Dialog Fakultas, Jembatan Aspirasi Mahasiswa Kepada Pimpinan Fakultas

 


Warta Sinar - Senin (26/07) Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (DPM-FIP) Universitas Trunojoyo Madura, mengadakan dialog dengan dekanat Fakutas Ilmu Pendidikan. Kegiatan ini berlangsung secara daring menggunakan aplikasi Zoom Meeting. Forum ini dihadiri oleh mahasiswa,  Badan Kelengkapan (BK) dan pimpinan Fakultas Ilmu Pendidikan.

Kegiatan yang berlangsung selama empat jam ini merupakan lanjutan dari serap aspirasi yang diadakan oleh DPM dan BEM kepada kepada Badan Kelengkapan  dan mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan. Dialog berlangsung dengan membahas keluhan yang datang dari kalangan mahasiswa, UKM, dan HMP. Dimana sebagian besar Badan Kelengkapan dan mahasiswa mengeluhkan tentang kinerja dosen, sarana prasarana dan anggaran Badan Kelengkapan di Fakultas Ilmu Pendidikan. Menanggapi anggaran Badan Kelengkapan, Wahid Khoirul Ikhwan selaku Wakil Dekan III, menegaskan sampai saat ini belum ada kejelasan.

“Belum ada kabar kapan pencairan, sudah setengah tahun berjalan namun dari pihak universitas belum ada kejelasan kapan pencairan dilakukan, jika ada maka akan langsung kami salurkan, tidak akan fakultas simpan.” Jelasnya.

Pihak dekanat beralasan proses peanggaran dana berbeda dengan tahun sebelumnya. Fakultas tidak memiliki wewenang dalam pencairan dana. Semua diatur oleh pihak universitas.  Sulaiman selaku Dekan FIP juga berharap awal bulan Agustus sudah ada kejelasan pencarian dana kemahasiswaan.

Hasan Basri selaku  Ketua Umum DPM Fakultas Ilmu Pendidikan dalam wawancara via Whatsapp mengatakan terkait tersendatnya anggaran, ia ingin semuanya lebih tergerak mengawal dan tidak saling lempar tanggung jawab.

“Harus ada pengawalan. Bukan hanya sepenuhnya melempar kepada jajaran rektorium melainkan semua elemen harus sama-sama mengawal, baik itu mahasiswa, DPM, maupun jajaran dekanat fakultas.” Ujarnya.

Aspirasi lainnya yang dikemukakan mahasiswa dalam forum tersebut adalah sarana prasarana dan kinerja dosen. Banyak mahasiswa yang mengeluhkan perubahan jadwal kuliah yang tiba-tiba dan hal itu mengganggu proses perkuliahan.

Untuk permasalahan jam perkuliahan, yang perlu diketahui bahwa pergantian jam kuliah harus sepengetahuan prodi. Jadi mahasiswa punya hak menanyakan kepada dosen apakah jam pergantian sudah sepengetahuan pihak prodi, agar para dosen tidak mengganti jam seenaknya. Fakultas juga saat ini mulai mengganti kursi kayu menggunakan besi agar lebih empuk dan nyaman.” Terang Sulaiman menjawab aspirasi dari mahasiswa.

Kegiatan ini mendapat apresiasi baik dari mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan. “Program ini bagus menurut saya, karena bisa menjadi penyambung lidah antara mahasiswa dengan dosen.” Tutur Doni selaku Ketua Umum FSI Ar-Rosyad.  (Al/Mrs)

 

 

Read more ...

Minggu, 18 Juli 2021

Benarkah Pendidikan Tinggi Menjadi Penghambat Jodoh?

 

Ilustrasi : lpmsinar2021


Ada anggapan dalam masyarakat yang masih belum hilang hingga saat ini. Mungkin bisa dibilang anggapan yang ketinggalan zaman. Anggapan itu adalah tentang pendidikan tinggi yang ‘katanya’ bisa menghambat jodoh.  Padahal ‘faktanya’, jodoh, rezeki, dan kematian adalah takdir yang telah diatur oleh Yang Maha Kuasa jauh sebelum penciptaan alam semesta beserta isinya. Terdengar lucu memang jika ada orang yang mengatakan bahwa sekolah tinggi dapat membuat seseorang susah dapat jodoh, khususnya bagi perempuan. Seolah-olah orang tersebut adalah Tuhan Yang Maha mengetahui takdir seseorang. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, apakah benar jika pendidikan tinggi bisa menghambat jodoh?

Kalimat “jangan sekolah tinggi-tinggi nanti susah dapat jodoh, karena laki-laki yang mau mendekat jadi minder”. Seringkali kaum perempuanlah yang mendengar kalimat yang lumayan menyayat hati itu. Miris memang jika kalimat larangan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan dalih nanti susah dapat jodoh itu dapat membatasi perempuan yang ingin mengupgrade dirinya. Padahal zaman sudah semakin maju, namun pemikiran-pemikiran semacam itu masih saja belum bisa hilang dari masyarakat.

Dahulu R.A Kartini bersusah payah memperjuangkan emansipasi wanita, mengangkat derajat wanita Indonesia agar dapat memperoleh hak-haknya termasuk dalam hal pendidikan. Namun ketika hal tersebut sudah bisa didapatakan dengan mudah pada saat ini, mengapa harus ada kalimat yang seolah membatasi perempuan untuk mendapatkan haknya? Terkadang orang tua lah yang mengatakan hal demikian, hingga melunturkan semangat sang anak dan seolah membatasinya.

Menilik kembali keadaan masyarakat di desa-desa, khususnya para orang tua yang pemikirannya masih menganggap bahwa perempuan tidak usah melanjutkan sekolah tinggi-tinggi nanti susah dapat jodohnya. Dan biasanya mereka akan menambahkan kalimat “toh nanti juga kalo sudah menikah, bakal ngurus rumah, anak, dan suami”. Seolah pendidikan yang tinggi tidak dibutuhkan ketika sudah berumah tangga nanti.

Kadangkala faktor dari laki-laki itu sendiri yang terlalu overthinking tentang jenjang pendidikan seorang perempuan. Kadang mereka minder karena merasa tidak pantas bersanding dengan perempuan tersebut. Namun ada juga yang takut menikah dengan perempuan yang memiliki pendidikan tinggi karena nantinya bisa saja merendahkannya. Contoh kalimat yang kebanyakan dilontarkan laki-laki tentang perempuan yang berpendidikan tinggi, “wih S2 yakali aku nikah sama dia, bisa-bisa nanti aku disuruh-suruh” begitu kira-kira, tapi memang tidak semuanya. Padahal itu belum tentu terbukti kebenarannya. Mereka menganggap perempuan yang pendidikannya tinggi akan merendahkan dirinya ketika berumah tangga nanti, sehingga tidak jarang kebanyakan laki-laki akan mencari perempuan (pasangan) yang pendidikannya setara dengannya atau dibawahnya.

Dari hal-hal diatas semestinya  laki-laki tidak perlu minder dengan perempuan yang berpendidikan tinggi. Perempuan berpendidikan tinggi bukan untuk merendahkan derajat laki-laki, bukan juga untuk menyuruh-nyuruh, melainkan untuk bekal menjadi seorang ibu yang cerdas bagi anak-anaknya nanti. Bukankah ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya? Ibu yang baik dan cerdas, akan melahirkan generasi yang baik dan cerdas pula. Selain itu memiliki istri yang berpendidikan adalah suatu keberuntungan, karena ketika dalam rumah tangga menemukan masalah dan tidak tahu pemecahannya, bukankah dia (istri) bisa menjadi teman diskusi dan memberikan solusi. Teman hidup yang senantiasa mengarahkan dan membimbing untuk sama-sama menjadi lebih baik. Sama-sama saling mengerti dan memahami.

Perlu diketahui bahwa dalam rumah tangga nantinya seseorang tidak hanya hidup dengan fisik dan wajahnya saja, namun juga dengan karakter, kebiasaan, dan pola pikirnya. Dalam rumah tangga tidak ada istilah suami harus lebih pintar, sedangkan istri harus biasa saja,  suami bergerak, dan istri diam saja. Padahal yang namanya rumah pondasinya harus seimbang, jika berat sebelah bangunanya bisa roboh. Apalagi rumah tangga, semuanya harus beriringan saling mengisi kekurangan untuk menguatkan satu sama lain.

Ada sebuah kutipan dari Abu Abdurrahman Al-Faruq, beliau mengatakan “mendidik anak tidak bermula ketika sepasang suami istri berubah status menjadi ayah dan ibu. Mendidik anak bermula ketika seorang lelaki memilih seorang wanita untuk menjadi pasangan hidupnya”. Oleh karenanya jika seorang laki-laki memiliki impian mempunyai keturunan yang baik dan cerdas, maka pilihlah perempuan yang dapat melahirkan dan mendidiknya dengan baik seperti yang diharapkan. Karena anak tidak bisa memilih lahir dari ibu yang seperti apa, namun dirimu bisa memilihkan ibu yang pantas untuk melahirkannya.

Dari hal-hal yang telah disebutkan diatas, maka pendidikan tinggi tidaklah menjadi sebuah faktor penghambat jodoh. Namun sebaliknya, pendidikan tinggi mampu membuat kehidupan rumah tangga nantinya menjadi lebih baik. Jika memang ada seseorang yang berpendidikan tinggi namun jodohnya masih belum datang itu bukan salah pendidikannya, namun memang belum takdirnya saja. Karena setiap orang memiliki takdirnya masing-masing, tidak bisa disamakan satu sama lain. Tidak ada salahnya untuk memperbanyak doa dan ikhtiar. Karena sejatinya jodoh adalah rahasia Yang Maha Kuasa, manusia hanya bisa berdoa dan berikhtiar untuk mendapatkannya.

Untuk perempuan tidak perlu terlalu mempercayai anggapan tersebut, tetaplah berproses mengupgrade diri. Pendidikan perempuan pada dasarnya bukan untuk menyaingi atau mengalahkan laki-laki (suami), namun untuk bekal mendidik keturunanmu nanti. Ada sebuah quote yang sangat mengena yaitu, “jika hari ini engkau tak mampu mendidik dirimu, niscaya esok engkau tak mampu mendidik keturunanmu”. Dari kata-kata tersebut dapat direnungkan bahwa pendidikan bagi perempuan adalah hal yang sangat penting dan tidak bisa disepelehkan. Karena anak-anakmu kelak berhak lahir dari ibu yang baik dan cerdas. Anak memang tidak bisa memilih lahir dari ibu yang seperti apa, namun dirimu dapat mempersiapkan diri untuk menjadi ibu yang terbaik bagi dirinya, sehingga nantinya dia bangga memiliki seorang ibu sepertimu. Dan jika nantinya ada laki-laki yang ingin bersamamu, namun pendidikannya dibawahmu, tidak perlu ragu untuk menerimanya. Asalkan dia baik, bertanggung jawab, dan dapat membimbing dirimu menjadi lebih baik itu sudah cukup. 

 

N PBSI’19 (LPM Sinar, 15 Juli 2021)

 

 

Read more ...

Kamis, 08 Juli 2021

Resensi Novel Serangkai

 


IDENTITAS BUKU

Judul Buku                : Serangkai

Nama Pengarang       : Valerie Patkar

Penerbit                     : Bhuana Ilmu Populer

Tahun Terbit             : 2021

Tebal Buku               : 400 halaman

ISBN                         : 978-623-04-0287-6

Harga                        : Rp 99.000,-

 

SINOPSIS

"Tetapi bukan masalah kalau kita nggak selalu bisa berani, Deverra. Karena manusia bukan hanya lahir dari tulang, melainkan juga hati. Semesta bukan hanya menciptakan tubuh, melainkan juga rasa. Dan waktu bukan hanya tentang hari esok, melainkan juga kemarin."

Kecelakaan di perhelatan Grand Prix Formula 1 membawa Kai Deverra yang masih merayakan penyesalan ditinggal kekasih lamanya kepada Karina Maladivas Nota yang baru pulang dari kesepian.

Setangkai cerita kesedihan Deverra menyatu dengan setangkai cerita kesunyian Divas, membentuk serangkai cerita untuk mengenang yang hilang.

Tentang Deverra,

Dari Divas,

untuk Zacchio.

 

Novel Serangkai menceritakan tentang seorang pembalap F1 asal Indonesia yang bernama Kai Deverra atau akrab dipanggil Deverra. Deverra yang hidupnya dipenuhi penyesalan akibat ditinggal oleh cinta lamanya, bertemu dengan seorang dokter muda bernama Karina Maladivas Nota yang juga masih terkurung dalam kesepian akibat kepergian sang kakak, Zacchio. Pertemuan mereka saat perhelatan F1 di Zandvoort, Belanda, membuat keduanya semakin dekat. Rasa penasaran menjadi jembatan untuk keduanya memulai lembar kehidupan yang baru.

Cerita ini tidak hanya berkisar pada rasa penasaran yang berubah menjadi cinta seorang Deverra kepada Divas. Serangkai juga menceritakan tentang perjalanan sebuah keluarga dalam merelakan kepergian sosok kakak dan anak dalam hidup mereka. Karena kehilangan bukan mayat yang bisa dikubur tanah hari esok, kehilangan ialah nyawa yang tumbuh besar bersama meskipun hari tak lagi elok.

Melalui novel ini, banyak pelajaran hidup yang dapat kita pelajari. Dalam seluruh karyanya, Valerie Patkar membawa pembacanya masuk ke dalam ceritanya. Valerie Patkar selalu menuangkan seluruh hatinya untuk setiap karakter yang ia ciptakan. Serangkai yang mulanya ditulis melalui platform "Wattpad" kini dapat ditemukan versi cetaknya melalui toko buku terdekat.

 

Han (LPM Sinar, 8 Juli 2021)

Read more ...

Sabtu, 03 Juli 2021

Anda Pecinta Makanan Pedas? Ini Dia 5 Manfaat Yang Jarang Kamu Ketahui

 

Bagi para pecinta pedas, ternyata pedas bukan digolongkan termasuk kategori rasa lho. Jadi pedas itu berbeda dengan manis, asam, pahit, atau asin. Hal ini dijelaskan secara ilmiah dan dikutip dari CNN. Pedas berasal dari kata bahasa Inggris yaitu piquance, berarti suatu jenis ketajaman dan kesakitan yang khusus terhadap indra perasa. Seringkali ditemukan banyak orang yang melarang kita mengkonsumsi makanan pedas, namun berbahagialah kalian. Ternyata selain sebagai penambah rasa dan menggugah selera makan, penelitian menunjukkan bahwa sambal memiliki beragam dampak positif tersembunyi bagi kesehatan. Masih perlu diyakinkan? Berikut 5 alasan mengejutkan Anda mengapa makanan pedas baik untuk Anda. Simak baik – baik yuk!

1.      Bermanfaat bagi kekebalan tubuh

Makanan pedas dari senyawa capsaicin memiliki manfaat imunitas bagi kesehatan tubuh. Senyawa ini dikatakan dapat menciptakan kekebalan bagi tubuh karena banyak mengandung vitamin A dan C. Kedua vitamin ini memiliki zat antioksidan yang berfungsi mencegah berbagai penyakit dan menjaga kesehatan tubuh.

2.      Dapat menurunkan berat badan

Penelitian mengungkapkan bahwa sensasi panas capsaicin dapat mendorong stimulasi lemak coklat yang mendorong kinerja metabolisme tubuh melonjak hingga 5%. Sehingga peningkatan kerja metabolisme tubuh dapat menghasilkan pembakaran lemak yang lebih optimal. Selain itu, makanan pedas juga membantu menekan nafsu makan dan menurunkan jumlah kalori yang anda makan. Tapi meraih berat badan ideal tidak bisa hanya dicapai dengan menghabiskan berpiring – piring sambal, namun juga dibarengi oleh olahraga rutin dan gaya hidup sehat yaa!

3.      Bisa menenangkan pikiran dan mengurangi stress

Apabila kamu mengalami hari yang berat, coba mengkonsumsi makanan pedas. Hal itu dikarenakan makanan pedas dapat meningkatkan level hormon endorfin dan serotonin dalam tubuh, sehingga makanan pedas bisa menjaga mood kamu hingga menjadi lega dan lebih tenang. Jadi, selama ada cabai selalu ucap “say no to stress!”.

4.      Makan pedas bisa bikin tidur nyenyak

Peneliti di Australia menyatakan orang yang suka makan pedas cenderung lebih mudah untuk tidur. Selain itu, mereka akan mudah bangun pagi dan lebih segar. Mungkin dikarenakan sudah lelah kepedesan, jadinya cepat tidur.

5.      Kesehatan jantung yang lebih baik

Adrenalin pasti rasanya terpacu banget kan kalau makan pedas. Jadi tambah semangat dan bisa keringetan bikin makanan lebih nikmat. Fakta ini ada penjelasan ilmiahnya dengan efek makanan pedas baik untuk kesehatan jantung. Makanan pedas mengurangi efek kolesterol jahat dan zat capsaicin berguna melawan anti-inflamasi. Sedangkan anti-inflamasi sendiri merupakan faktor resiko dari penyakit jantung.

Kalau sudah menjadi pecinta makanan pedas, jangan sampai berlebihan banget yaa makan pedasnya. Sesuatu yang berlebihan juga tidak sehat. Pada intinya apapun jika dikonsumsi dengan berlebihan pasti akan memberikan dampak yang tidak baik. Untuk itu, perlu bagi kita untuk berlaku bijaksana dalam mengkonsumsi sesuatu.

 

Uf (LPM Sinar, 3 Juli 2021)

 

 

Read more ...

Alamat Kami

Jln. Raya Telang - Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura

Follow Us

Designed lpmsinar Published lpmsinar_fkipUtm