Warta Sinar– UKM-F
LPM SINAR Fakultas Ilmu Pendidikan melakukan survei perihal pelaksanaan
pembelajaran daring selama semester ganjil 2020. Survei dilaksanakan pada
tanggal 31 Januari sampai 4 Februari 2021. Tanggapan survei tersebut didominasi
oleh mahasiswa program studi PBSI angkatan 2020.
Setiap
mahasiswa FIP memberikan tanggapan yang beragam namun memiliki maksud yang
sama. Dalam survei terdapat 7 pertanyaan yang diberikan untuk mengetahui
pembelajaran daring semester ganjil 2020 apakah sudah terlaksana secara masimal
atau belum. Berikut hasil survei yang dilakukan melalui tanggapan mahasiwa FIP
dari pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan.
1.
Selama perkuliahan daring, apakah kegiatan perkuliahan berjalan sesuai jadwal
yang sudah ditetapkan?
Berdasarkan diagram diatas menunjukkan 7,6%
menjawab tidak, 37,9% menjawab mungkin, dan 54,5% menjawab iya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa perkuliahan semester ganjil 2020 berjalan sesuai jadwal yang ditetapkan.
2.
Aplikasi apa saja yang sering digunakan saat perkuliahan
daring ?
Berdasarkan
tanggapan yang diberikan oleh mahasiswa FIP diatas dapat disimpulkan bahwa,
kegiatan perkuliahan paling banyak menggunakan aplikasi Google Classroom, Zoom, Google Meet, Whatsapp Grup Dan Youtube. Setiap
aplikasi tentu memiliki kekurangan dan kelebihan oleh karena itu penggunaan
aplikasi sebagai media pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan
mahasiswa dan pengajarnya.
3.
Selama perkuliahan daring, kendala apa
saja yang sering menjadi hambatan saat kegiatan perkuliahan berlangsung?
Berdasarkan
pertanyaan yang diberikan diperoleh tanggapan bahwa Sebagian besar mahasiswa
FIP menjawab signal atau jaringan sebagai kendala yang sering dialami dalam
kegiatan perkuliahan daring.
Anisah
Nurdini mahasiswa Pendidikan IPA angakatan 2020 memberikan tanggapan bahwa kendala
yang sering terjadi saat perkuliahan daring adalah jaringan yang buruk dan
kurang stabil, sehingga ketika perkuliahan melakukan diskusi dengan teman sekelas maka diskusi
menjadi kurang efektif karena suara kadang
terdengar putus-putus atau bahkan
keluar masuk media perkuliahan.
Hal
serupa juga dituliskan oleh Anni Muhimmatul Ulya, mahasiswa Pendidikan IPA bahwa
Sinyal yang buruk terlebih saat cuaca juga buruk menjadi kendala selama
perkuliahan daring. Seperti pada saat dosen menjelaskan materi dengan aplikasi
meet atau zoom yang terkendala sinyal yang menyebabkan materi tida dapat
dipahami dengan baik.
4.
Setiap Dosen memiliki mekanisme
prensensi yang berbeda-beda, menurut teman-teman apakah sistem presensi yang digunakan pada perkuliahan daring sudah
tepat? Jika belum, menurut teman-teman sistem prensensi seperti apa yang efektif dan akurat untuk digunakan pada
perkuliahan daring.
Berdasarkan
pertanyaan yang diberikan diperoleh tanggapan bahawa, Beberapa mahasiswa FIP memberikan
tanggapan mengenai sistem presensi yang digunakan pada perkuliahan daring sudah
tepat, adapun aplikasi yang digunakan saat presensi yaitu Google Classroom, Zoom/Gmeet, Google Form dan Whatsaap Grup.
Granita
Mahasiswa Pendidikan IPA memberikan pendapat “Menurut saya presensi yang
digunakan sudah cukup tepat, namun dapat dikembangkan lagi misalnya presensi
yang disertai 1 pertanyaan mengenai materi yang dibahas saat itu.”
Tanggapan
juga dituliskan oleh Anisah mahasiswa Pendidikan IPA “Menurut saya ada sebagian
dosen yang sudah menggunakan mekanisme presensi yang efektif dan ada juga yang
masih belum efektif. Menurut saya presensi yang efektif yaitu presensi yang di
dalamnya ada dangkut pautnya dengan materi atau yang brrhubungan dengan
kegiatan pada pertemuan tersebut, karena jika hanya sekedar mengisi presensi
saja menurut saya kurang efektif."
Berbeda
dengan Granita dan Anisah, Nurul Komaria mahasiwa Pendidikan Informatika memberikan
pendapat yang berbeda, "Menurut saya pribadi, presensi yg diterapkan oleh
salah satu dosen kurang efektif karena kita dibatasi waktunya yg menurut saya
itu tidak wajar, mungkin jika mekanismenya tetap tapi jika di beri batasan
waktu berilah sewajarnya saja, kita daring pasti salah satu faktor yaitu
sinyal, dan sinyal itu susah ditebak kapan eror dan tidak.”
5.
Tuliskan pendapat teman-teman mengenai tugas-tugas yang diberikan dosen selama
perkuliahan daring.
Berdasarkan
pertanyaan yang diberikan diperoleh hasil survei bahwa, Tanggapan dari setiap
mahasiswa FIP bervariasi, ada mahasiwa yang merasa bahwa tugas yang diberikan
tidak memberatkan dan ada pula mahasiswa yang merasa bahwa tugas yang diberikan
terlalu banyak, terlebih beberapa dosen banyak yang sering memberikan tugas dalam
bentuk presentasi dan video.
“Menurut
saya tugas yang diberikan oleh dosen masih dalam batas wajar, karena sebagian
besar tugas yang diberikan masih berhubungan dengan materi dan dapat menjadikan
bahan untuk materi yang diberikan oleh dosen." Tulis Anisah mahasiswa
Pendidikan IPA.
Tanggapan
yang serupa juga dituliskan oleh Mohammad Saidi mahasiswa PGSD, “Alhamdulillah
tugasnya sangat jelas dan mudah dipahami yang dalam pengerjaannya dikasih
rentan waktu atau deadline, sehingga mahasiswa disiplin dan tanggung jawab
terhadap tugasnya."
6.
Pembelajaran seperti apa yang teman-teman sukai selama perkuliahan daring?
Berdasarkan
pertanyaan yang diberikan diperoleh tanggapan bahwa Pembelajaran yang disukai
oleh setiap mahasiswa FIP sangat beragam dan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing serta gaya belajar mahasiwa. Selain itu aplikasi yang digunakan
sebagai media pembelajaran juga memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri,
sehingga menjadi pemicu pembelajaran apa yang disukai oleh setiap mahasiswa.
“Pembelajaran
yang saya sukai yaitu menggunakan video dan video tersebut dilampirkan pada
masing masing google clasroom karena kalau menggunakan zoom atau meet,
pembelajaran saya rasa kurang efektif dikarenakan suaranya yang terputus putus
dan jika menggunakan video ataupun youtube itu bisa dilihat kapan saja dan bisa
dilihat setiap saat.” Tulis Jihan mahasiswa Pendidikan IPA
Lain
halnya dengan Jihan, Shofiyatul mahasiswa PGSD memberikan tanggapan “Menurut saya pembelajaran yang saya sukai
adalah pembelajaran yang menggunakan media seperti itu zoom maupun meet. Karena
dengan zoom maupun meet kita bisa sekaligus bertatap muka. Lain halnya dengan
menggunakan google classroom.”
7.
Pemberian subsidi kuota atau data internet setiap bulan merupakan fasilitas
yang diperoleh mahasiswa untuk menunjang perkuliahan daring. Apakah teman-teman
sudah puas dengan adanya pemberian kuota bantuan pembelajaran daring atau masih terdapat kendala
dalam kuota bantuan tersebut?
Berdasarkan pertanyaan
diatas diperoleh tanggapan bahwa, banyak dari mahasiswa FIP yang belum puas
atau bahkan belum belum menerima subsidi kuota tersebut, tetapi meskipun begitu
ada pula beberapa mehasiswa yang sudah merasa puas atas pemberian subsidi yang
diperoleh.
“Alhamdulillah puas sih,
diberi bantuan ,tapi dilihat dari kuota yang diberikan misal hanya tersisa
kuota belajar, rata-rata hanya bisa dipakai untuk perkuliahan via Whatsapps Grup dan Google
Meet sedangkan dipakai untuk zoom
kadang error atau tidak bisa.” Tulis Rosid mahasiswa Pendidikan Informatika
Tanggapan yang berbeda
dituliskan oleh Nurul mahasiswa
Pendidikan Informatika “Kurang puas, karena kuota utama juga lebih sedikit dari
pada kouta belajar, sedangkan kita tidak di gcr,g-meet, zoom saja melainkan ada
media lain seperti youtube dan watshapp gruop sehingga kuota utama lebih cepat habis
dari pada kuota belajar"
Tanggapan serupa dituliskan oleh Qoniatul mahasiwa PBSI,
"Saya terkendala dalam bantuan kuota tersebut. saya hanya mendapatkan
kuota cuman 1 kali yaitu di bulan November saja, untuk bulan-bulan selanjutnya
saya tidak dapat kuota yang difasilitasi tersebut, sampai saya tanya-tanya ke
kating, dikira nomor saya yang tidak aktif, padahal nomor tersebut aktif.
Alhasil saya membeli kuota sendiri dan tidak bisa menikmati kuota gratis
tersebut. Sangat disayangkan kenapa saya tidak bisa mendapat kuota tersebut.
Semoga di semester 2 saya bisa mendapatkan kuota gratis tersebut agar bisa
mengurangi banyaknya pengeluaran dimasa pandemi ini."