Selamat Datang di Situs Lembaga Pers Mahasiswa Sinar FIP Universitas Trunojoyo Madura

Minggu, 31 Desember 2017

Kado untuk Ummy



(Ilustrasi: Google)


Apa kabar Ummy Desember ini? Rasanya lama sekali aku tak mendengar lantunan suara merdu Ummy mengiringi artis Malaysia, Siti Nur Halizah, di kala pagi. Oh ya, Ummy, apakah Ummy lupa bahwa besok pagi putri semata wayangmu ini genap 17 tahun? Seingatku, 3 tahun silam Ummy memberi kecupan hangat dan setangkai mawar di pagi hari ulang tahunku. Meski sederhana, tapi begitu mengesankan. Sekarang aku tidak butuh itu semua. Dari sini aku sudah bisa merasakan doa sekaligus senyuman dari Ummy. Mungkin kini sebenarnya hatiku sangat miris. Tapi tak apa ummy, sungguh tak apa.

Ummy kangen gak sama aku? Pasti Ummy kangen dengan pipi yang cabby dan senyum yang menawan? Tenang, Ummy. Kalau sudah saatnya Iftah pasti akan menyusul kalian ke surga. Iftah akan datang bersama  calon menantu dan cucu Ummy.

Cahaya lintang malam ini kian tampak benderang, berbaur dengan semerbak aroma bunga sedap malam yang berjejer rapi di pekarangan rumah. Bunga-bunga itu mengalunkan tarian angin yang merasuk hingga sanubari terdalam. Semua kenyamanan malam ini membuat otak mencoba mengumpulkan kepinga kepingan mozaik masa lalu, bersamamu Ummy.

Oh Ummy, 3 tahun alam telah memisahkan kita. Tiga tahun pula aku tak pernah lagi mendengar orang berkata “Wah, kalian berdua saudara ya!” saat kita mengenakan gaun yang sama. Mungkin semua karena usia kita yang hanya terpaut 20 tahun. Bukan hanya itu. Bagiku Ummy bukan hanya sekedar ibu. Tapi juga sebagai ruang tempat meluapkan segala emosi yang meletup letup di jiwa. Aku juga rindu sekali dengan dendeng sapi buatanmu Ummy. Sungguh lezat. Aku masih ingat betul, Ummy sering menangis  di dekat ranjangku kala aku terlelap dalam tidurku saat Ummy merasa benar-benar lemah karena putri semata wayangnya  tenggelam dalam lautan narkoba. Ah, Ummy, semua itu terjadi tiga tahun lalu saat aku masih masyhur dengan sebutan “ratu narkoba’’, jadi Ummy jangan kuatir, Insyaallah mozaik kelam itu tidak akan terulang lagi.

Ummy sekarang pasti bertanya-tanya, kenapa hingga sepertiga malam aku belum mengirim kado Fatihah seperti biasanya? Hari ini, Iftah akan mengirim sebuah kado yang jauh berbeda dengan malam-malam sebelumnya? Sebuah kado yang di proses dengan perjuangan besar dalam 3 tahun lamanya.

Di sini malam semakin kalut. Sunyi kian mencengkram dan nyanyian katak terdengar semakin lantang. Sungguh Maha Besar Allah Azza Wa Jalla yang telah menjadikan sesosok wanita yang berlumuran dosa ini bisa memenuhi janji agung yang sebelumnya tidak pernah sekalipun tersirat dalam angannya. Sebuah janji yang ia ikrarkan sebelum napas terakhir  ibundanya.

Awalnya aku meragu Ummy, apakah sang Ilahi mau menerima taubat mantan pecandu narkoba selama 3 tahun seperti aku ini. Dan selama itu pula aku enggan sekali menyapa Tuhan. Aku benar benar ragu, takut, gelisah, gundah dan bingung kala itu.

Namun Allah mengirimkan hidayahnya lewat sesosok tua yang bijaksana. Ia membantuku berdiri dari lingkaran  kesesatan. Tutur katanya yang lembut, wajahnya yang teduh dan perangainya yang memancarkan kilau ketaqwaan membuatku yakin bahwa Allah itu maha pemaaf karena Ia punya lautan Maghfiroh bagi tiap hambanya yang mau meringkuh kembali kejalanNya dengan sunggu-sungguh.

Mulai saat itu pula aku membawa secawan harapan yang membantuku melangkah setapak demi setapak keluar dari kolam kemaksiatan. Kuawali ayunan kaki dengan mengais ilmu di Pesantren Khufadz yang terletak di perbatasan desa. Bismillah, semoga lentera kebaikan berpihak pada gadis hina ini.

Aku melihat Sebuah kupu-kupu indah tidak tercipta dengan cara yang instan, tapi ia harus melewati metamorfosis panjang yang membuatnya selalu berubah-ubah bentuk. Berawal dari telur kecil yang kemudian menjadi ular yang menggelikan, bukan hanya sampai situ, ia masih harus bertirakat dari makan dan minum saat ulat itu menjadi kepompong. baru setelah habis masa perjuangannya dan kepompong itu telah siap membelah diri, maka keluarlah kupu-kupu cantik yang menawan.

Begitu pula yang aku alami saat itu Ummy. Rasa rindu pada obat syaithon yang berbentuk “narkoba” itu pernah menghampiriku. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali Ummy. Mungkin semua itu karena masa laluku yang pernah menjadi budak dari narkoba. Kala itu aku tak kuasa menahan hasrat diri. Aku menangis tertahan di ujung ruangan gelap. Bingung apa yang harus dilakukan. Semua itu membuatku laksana orang majnun. Tiba-tiba sesosok bayanganmu datang di depan retina kecilku. Aku masih ingat benar. Kala itu, kau mendekapku, Ummy. Merangkul dan berbisik “Iftah sayangku... dengarkan Ummy. Sebuah perubahan besar itu perlu perjuangan besar. Kau adalah sesosok wanita tangguh. Ummy yakin, kau pasti bisa mengalahkan iblis yang durjana itu. Percayalah, Allah bersamMu.’’

Sungguh maha besar Allah yang telah menyadarkan dan menyelamatkanku dari ikatan obat syaiton itu, sesegera mungkin aku berlalu mengambil wudhu dan ber-istighfar. Dan sejak kejadian malam itu Ummy, bisikan nasihatmu selalu terngiang di telinga dan berputar di otakku. Semua itu menjadi inspirasi sekaligus pemompa terkuat untuk berjuang kembali menjadi wanita normal pada umumnya

Rintikan hujan malu-malu mulai membasahi bentangan sawah yang tandus nan gersang, datang bersama sambaran petir dan guntur yang bergantian. Membuat semua tumbuhan seakan menari kegirangan karena rindu  telah datang. “Desember” sebuah bulan yang begitu istimewa dalam alur hidupku. Ummy tahu, dalam bulan penghujung tahun itu sang kupu-kupu telah telah keluar dari masa kritisnya. Kini ia bisa beterbangan di awan dan menyapa tiap kuncup bunga yang bermekaran seakan semua itu menyambut datangnya sang “Desember”. 

Tahukah Ummy, kenapa Iftah menamakan bulan ini bulan istimewa? Karena di bulan ini si Iftah kecil dilahirkan dari rahim wanita cantik, yaitu Ummy. Di bulan itu pula tragedi tabrakan maut merenggut nyawa Ummy dan Abby. Dan ini, di bulan Desember pula, kupu-kupu kecil yang bernama Iftah telah dinyatakan “Hafidzoh beserta Tafsir-nya” oleh guru besarnya. Subhanaallah, siapa yang mengira sebelumnya kalau “Iftitahur Rizqiyah” yang dulu masyhur disapa sebagai “Ratu Narkoba” bisa menjadi Khafidzoh 30 jus beserta Tafsirnya. Tapi semua ini tak bisa luput dari dari keagungan hidayah ilahi dan motivasi dari Ummy. Kini Iftah benar-benar yakin Ummy, kalau di dunia ini tak ada yang tidak mungkin. Allah adalah maha di atas segala maha. Buktinya, karena  kemurahan hatinya, ia mau menurunkan hidayahnya pada sang ratu narkoba.

Kini Ummy, di penghujung paragrafku, tiba saatnya bagiku untuk memberikan kado itu. Iftah telah memenuhi janji terakhirku untuk khafidzoh dan bertaubat, jadi Iftah akan melantunkan 30 jus Alquran malam ini, dan itu  hanya untuk Ummy. Dengarlah lantunan ayat yang kupersembahkan untukmu. Semoga Ummy  di sana senang dengan kado yang sengaja Iftah berikan tepat di sepertiga malam hari ibu. Sebuah hari yang terpaut 24 jam dengan kelahiranku. “selamat hari ibu, Ummy”. Dimana pun Ummy berada, Ummy tetap motivator paling hebat untukku.


*Penulis Iftah, Mahasiswa PG Paud Angkatan 2016

2 komentar:

Alamat Kami

Jln. Raya Telang - Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura

Follow Us

Designed lpmsinar Published lpmsinar_fkipUtm